Hadiri Konsultasi Publik di Aula Poliwangi, Warga Sampaikan Keluh Kesah

  • Whatsapp

Labanasem, Kabat, Banyuwangi – Serap aspirasi masyarakat lewat AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) proyek pembangunan Poliwangi ramai dihadiri warga sekitar dan para tamu undangan.

Agenda AMDAL tersebut merupakan tindak lanjut dari sanksi administratif proyek pembangunan poliwangi yang harus melengkapi dokumen DELH sebagai salah satu syarat dalam proses pembangunan.

Konstruksi bangunan yang berlokasi di desa Labanasem, Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi tersebut tentu menjadi suatu perhatian publik baik dari kedinasan maupun masyarakat sekitar. Pasalnya, banyak elemen yang harus diperhatikan baik dari segi kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan lingkungan sekitar.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Abdullah Azwar Anas Politeknik Negeri Banyuwangi dengan mengundanghadirkan beberapa peserta yakni Kadin Lingkungan Hidup, Kadin PU CKPP, Kadin Penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, Kadin PU pengairan, kadin perhubungan, kepala badan pembangunan daerah, kepala satuan polisi pamong praja, camat kabat, kepala desa Labanasem, tokoh dari RT RW sekitar serta pemerhati lingkungan.

Kegiatan tersebut dimulai dengan sambutan dari wakil direktur poliwangi dilanjut dengan pemaparan materi AMDAL oleh tim ahli yakni Bu Dwi.

“Dengan adanya studi AMDAL ini kami berupaya untuk serap aspirasi, keinginan dan harapan masyarakat sekitar didesa Labanasem ini, kurang lebih Sejumlah 26 gedung yang akan dilaksanakan pada proyek pembangunan ini,” tutur Bu Dwi.

Setelah pemaparan, sontak langsung dari beberapa tamu undangan untuk menyampaikan aspirasinya. Bapak Ikrom mengatakan, “ibu, kami selaku masyarakat yang terdekat dengan proyek pembangunan ini agak merasa terganggu, dikarenakan adanya suara kebisingan hingga malam hari, seharusnya ada niat diawal untuk koordinasi atau pamit pihak terkait agar kami juga bisa memakluminya, ini dari aspirasi warga dilingkungan terdekat, mohon diperhatikan,” ucapnya.

Selain itu, Imam Mutaji selaku ketua karang taruna Laskar Osing, Desa Labanasem juga mengungkapkan pendapatnya “Bapak, Ibu yang kami hormati, ketika berbicara terkait AMDAL ini harusnya adanya proses diawal sebelum pelaksanaan proyek pembangunan, sehingga kami sebagai masyarakat bisa mengetahui dan mengajukan aspirasi.

Masih menurut Imam Mutaji, pihaknya menginginkan agar pelaksana proyek bisa memperhatikan lingkungan sekitar karena debu proyek bertaburan sehingga mengganggu pengendara yang berjalan dilintas utara proyek tersebut.

“apalagi disini ada dinas perhubungan kami juga meminta agar diperhatikan lampu jalan yang beberapa bulan ini mati,” katanya.

Menyusul juga dari perwakilan Gapoktan, Ali Wafa menyampaikan dalam pelaksanaan proyek dapat memperhatikan saluran irigasi diwilayahnya.

“Kami dari perwakilan petani , tentu agak sedikit mengalami perubahan yang berada dilahan kami,” sambut Sekretaris Gapoktan desa Labanasem.

Sementara Perwakilan Pemerintah Desa Labanasem juga mengungkapkan terimakasih banyak atas keluasan waktu kepada Pemdes serta masyarakat sekitar.
Menurutnya, ini menjadi forum yang dinantikan karena nanti akan muncul sebuah solusi dari persoalan ini.

Dengan adanya studi AMDAL ini harapannya, agar nanti dapat menyerap tenaga kerja di wilayah sekitar Labanasem, tentu hal ini menjadi nilai nilai plus karena dapat mengurangi angka pengangguran.

“Mohon untuk diperhatikan juga kepada ibu dan kepala proyek atas segala aspirasi yang telah disampaikan” ujar Moh. Handoko selaku Perwakilan Pemerintah Desa.

Dengan sabar Bu Dwi, menjawab satu persatu pertanyaan serta menyetujui aspirasi harapan masyarakat dengan beberapa catatan yang akan dimasukkan kedalam rekomendasi hasil studi AMDAL yang saat itu langsung ditanda tangani.

Selain pertanyaan yang disampaikan masyarakat diatas, ada beberapa keinginan dan harapan yang sekiranya menjadi kerjasama antar pihak Pemerintah Desa dengan Politeknik Negeri Banyuwangi yang akan ditindaklanjuti dengan MOU (Memorandum of Understanding).

Wakil direktur Poliwangi, Bapak Devit mengatakan pihaknya telah sepakat akan mengadakan MOU antara Pemdes dengan Poliwangi, dari kesepakatan tentunya tidak merugikan kedua belah pihak.

“Selain pembahasan diatas, atas saran masukan serta harapan masyarakat sekitar, kami sepakat akan mengadakan MOU antara Pemerintah Desa dengan polteknik Banyuwangi untuk nilai nilai positif yang akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” tutup Wakil Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi. (Handoko – Jurnalis Desa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *